Friday, October 4, 2013

When My Dreams Come True - October 2nd 2013 (Part 1)

Moment yg ga akan pernah dan ga akan terlupakan…2 Oktober 2013 @HardRockJKT kurang lebih 17.45

Ada suatu miracle yg terjadi sm gw saat itu (keep on my own) dan itu bisa terjadi gw yakin…seyakin yakinnya karna ALLAH berkehendak…

Kurang lebih 15 tahun udah gw menunggu ini smua…!! Bisa face to face sama Shane, jabat tangan, foto bareng (meskipun rame-rame sama fans yg laen, hahaha)

Dari kelas 3 SMP tahun..hmm…1999, saat itu gw udah mulai dikatakan ngefans sm Westlife, dan tahun itu jg mereka konser di Jakarta, tpi secara msh pelajar, dpt doku darimana buat bli tiket konser, lagian waktu itu pas banget gw lg ujian kelulusan, soo Cuma menghibur diri dengan cerita2 di kantin sm bbrpa temen gw yg ngefans jg.

Well..dari situlah cerita ini dimulai, suatu kegagalan terjadi sm gw, dan saat itu juga gw menemukan ‘sesuatu’, ‘sesuatu’ yg ga akan prnah ada yg ngerti dan paham arti yg sbenernya.

Tapi ‘sesuatu’ itu lah yg justru membuat gw terus ‘keep fighting for the hardest times even happened in my life’, sampai skarang.

Tahun 2000, mereka dateng konser lagi…kali ini gw udah duduk di kelas 1 SMK. Pas banget saat mereka konser, anak-anak kelas 1 lgi dapet jatah libur, karna kelas mao di pake buat try out kelas 3, dan PAS BANGETTT gw ga bisa nonton lgi, secara kantong masih kantong pelajar, uang jajan masih nodong ma orang tua.

Ga keabisan akal gw, nekat n niat banget buat ketemu mereka specially Shane Filan. Ga bisa dateng ke konsernya ga masalah, gw datengin hotel tempat mereka nginep di Hilton Hotel Senayan. Lonely there, without no one I know.

“Baiklah saya berdiam diri saja di lobby hotel” semalam suntuk with another fans, just waited them in lobby…tapi mereka ga kunjung kliatan jg, meskipun skdar batang idungnya yg mancung-mancung…-_-

Dari kamis siang tgl 14 Mei 2000 sekitar jam 14.00an sampai Jum’at pagi 15 Mei 2000 di hotel Hilton, without sleeping, consuming any meals, hanya ada permen karet lotte mint hijau di tas gw dan beberapa rupiah tertinggal di kantong gw buat ongkos pulang.

All night long…semalam suntuk di hotel Hilton, hasilnya cm bisa dilewatin sama mobil KIA warna merah yg WESTLIFE naikin utk menuju ke Bandara (hari Jum’at 15 Mei 2000), waktu itu Shane duduk di belakang supir, bryan kepalanya di tempel2in ke jendela mobil, seakan2 mengejek para fans yg di luar.

Well…semalam suntuk, ga tidur, ga makan apa2, dan hasilnya Cuma bisa ngeliat mereka pergi naek mobil KIA warna merah. That’s it enough…but still I called for my dreams come true yet…!!

Konser lagi tahun 2006, masih ga bisa jg kesampean, status msh mahasiswa di Yogya, kuliah aja dibiayain sm sodara, gimana mo beli tiket yg harganya segambrengg yg ga kejangkau sm orang macam gw…

Well…sabarr sabarrr…

Thursday, September 26, 2013

If We Hold On Together - Diana Ross

Don't lose your way
with each passing day
You've come so far
Don't throw it away
Live believing
Dreams are for weaving
Wonders are waiting to start
Live your story
Faith, hope and glory
Hold to the truth in your heart

If we hold on together
I know our dreams will never die
Dreams see us through to forever
Where clouds roll by, for you and I

Souls in the wind
Must learn how to bend
Seek out a star
Hold on to the end

Valley...Mountain
There is a fountain
Washes our tears all away
Words are swaying
Someone is praying
Please let us come home to stay

If we hold on together
I know our dreams will never die
Dreams see us through to forever
Where clouds roll by
For you and I

When we are out there in the dark
We'll dream about the sun
In the dark we'll feel the light
Warm our hearts...everyone

If we hold on together
I know our dreams will never die
Dreams see us through to forever
As high as souls can fly
The clouds roll by
For you and I

Sunday, July 28, 2013

coz you're #EverythingToMe



If life is like a jigsaw
Where would you start
You think you got the picture
Like it's written on your heart
You lay out all the pieces
One by one
But if you stare at it too closely
The answer never comes

So I take a breath
Cos I need time to figure this all out
I got lost inside
What I thought I need
But I understand now

Cause I don't need the sunlight shining on my face
And I don't need perfection to have the perfect day
I just want to see you happy a smile on your face
Nothing else matters cos you're everything to me.. to
me..to me..
You're everything to me

Can you tell me where I'm going
Tell me what comes next
Cause I know that it's not over
Haven't even started yet
I just wanna get there
But I hope it's not too late
Cause the closer that I'm getting
The more I feel the way

Let's take a break
Take our time
To igure this all out
I got lost inside
What I thought I need
But I understand now

Cause I don't need the sunlight shining on my face
And I don't need perfection to have the perfect day
I just want to see you happy a smile on your face
Nothing else matters cos you're everything to me

All that I thought I want
Is not what I really need
You're right here in front of me

No, I don't need the sunlight shining on my face
And I don't need perfection to have the perfect day
I just want to see you happy a smile on your face
Nothing else matters
No nothing else matters

Cos I don't need the sunlight shining on my face
And I don't need perfection to have the perfect day
I just want to see you happy a smile on your face
Nothing else matters
No nothing else matters

Yeah I don't need the sunlight shining on my face
And I don't need perfection to have the perfect day
I just want to see you happy a smile on your face
Nothing else matters cos you're everything to me.. to
me.. to me..
You're everything to me..

Friday, July 19, 2013

Kisah nyata: Tidak jadi bunuh diri (bag: 4)


Adzan Subuh terdengar. Malik yang sebelumnya lama tidak ke masjid, kini pergi ke rumah Allah itu untuk shalat berjamaah. Selesai shalat, dzikir dan doa, Malik tidak langsung pulang. Ia ingin terus menenangkan hatinya di masjid. Ia pun membaca surat Al Waqi’ah. Ia pernah mendengar, siapa yang membaca surat Al Waqi’ah akan dijauhkan dari kefakiran.

Tepat pukul 6 pagi, Malik keluar dari masjid. Begitu nyampai rumah, ia melihat sudah ada orang yang menunggunya. “keterlaluan si rentenir, janji datang jam 10, jam 6 sudah di sini,” kata Malik. Namun, ia tetap merasa tenang. Tak lupa ia membaca basmalah.

Ternyata tamu pagi-pagi ini bukan rentenir, melainkan teman lamanya. Singkat cerita, setelah saling sapa dan dibuatkan minum, sang teman menyampaikan maksud kedatangannya.

“Sebenarnya gue ada order Lik. Elu kan jago naksir alat-alat berat, bantu gue ya,” kata sang teman. Malik yang memang jago menaksir harga dimintanya untuk menemani ke luar kota yang mau mengadakan lelang alat berat.
“Maaf, nggak bisa. Gue lagi males,” jawab Malik.
“Aduh Lik, tolong dong... bisa rugi gue kalau elu nggak ikut”
Karena Malik tidak mau ikut temannya, ia pun iseng mengatakan, “Begini, deh. Kalau memang elu mau tetap ngajakgue juga, siapkan duit 50 juta cash di meja gue”
Perkiraan Malik, tidak mungkin temannya menyanggupi hal itu. Namun bagi Allah, semuanya bisa terjadi atas kehendakNya. Kun fayakun.
“Lik, kalau 50 juta mah nggak ada. Tapi kalau 25 juta ada, pagi ini cash pun gue siapin”
“Tolong diulang yang tadi,” kata Si Malik yang tersedak mendengar kesanggupan sang teman.
“Kalau 25 juta, bisa langsung gue siapin. Cash”

Alhamdulillah... selesailah masalah pertama. Masalah utang 15 juta itu beres, bahkan ada sisa 10 juta. Tinggal dua masalah lagi. Istri dan anak.

Rupanya, ketika Malik berdoa di malam hari, anaknya yang bungsu tak bisa tidur, ia nangis terus. Orang tua dari istri Malik menyarankan agar si anak dipertemukan dengan Malik pagi-pagi. “Barangkali anakmu kangen bapaknya, ajaklah bertemu besuk pagi sebelum kalian bercerai.”



Setelah mendapatkan uang 25 juta tersebut, datanglah si istri ke rumah Malik sesuai saran orangtuanya. Malik tersenyum lebar menyambutnya. Si istri pun terheran-heran. Namun belum lagi hilang penasarannya, Malik segera memeluknya dan berkata: “Alhamdulillah, Mah, kita selamat!”
“Selamat apa Bang?”
“Abang dapat duit, nih 25 juta. Mamah tahu kan rumah kita diincar rentenir gara-gara utang Abang 15 juta. Ini uang 15 juta nanti Mamah pegang, bayarkan ke rentenir biar nggak datang lagi selamanya. Katanya mau datang jam 10. Sisanya kita bagi dua. 5 juta buat ongkos Abang ke Riau, yang 5 juta Mamah pegang buat urusan anak-anak. Selama Abang di Riau, tolong jaga anak-anak ya”
“Iya Bang” entah mengapa tiba-tiba kata-kata itu yang keluar dari bibir istrinya. Istri yang tadinya bersikeras meminta cerai tiba-tiba lulu hatinya.

Permasalahan kedua pun selesai. Tinggal permasalahan ketiga, yaitu masalah SPP anak. Masalah ini justru yang paling ringan karena tunggakan SPP hanya 7 bulan, sebulannya Rp 50 ribu. Jadi totalnya hanya Rp 350 ribu.

[Disarikan dari Buku Kun Fayakun 2 karya Ustadz Yusuf Mansur]

Kisah nyata: Tidak jadi bunuh diri (bag: 3)


Malik masih ragu. Ia pun membuka lembaran mushaf yang lain dan membaca Surat Faathir ayat 2-3.

”Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yan dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling?”

Setelah membaca ayat ini, Malik pun sadar. Ia memohon ampun kepada Allah karena telah berniat bunuh diri yang dosanya sangat besar. “Kalau semua urusan adalah kehendak Allah, saya tidak jadi bunuh diri deh,” kata Malik sambil menutup mushafnya.

Malik kemudian mematikan seluruh lampu rumahnya, kecuali kamarnya dan kamar anaknya. Ia ingin bermunajat kepada Allah. Yang ternyata, itu amal keempat dalam wasiat Nabi setelah berwudhu, shalat dan membaca Qur’an.

Malik berdoa dengan khusyu’ memohon kepada Allah agar rumahnya tidak jadi disita, tidak jadi cerai dengan istrinya dan anaknya bisa tetap sekolah. Malik mengiringi doanya dengan membaca asmaul husna yang dihafalnya: Ya Aziizu ya Hakiim, ya Ghafuru ya Rahiim.

Malik terus berdoa dan membaca asmaul husna hingga jam 1. Mata terasa ngantuk, tetapi Malik tidak menyerah. Ia pun berwudhu dan membaca Qur’an lagi. Kali ini ayat yang dibuka tepat tentang keutamaan taqwa dan tawakkal. Surat Ath Thalaq ayat 2-3.

”Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”

Selesai membaca ayat ini, Malik kembali berdoa. Namun, kali ini doanya berbeda dari doa sebelumnya. Ia benar-benar bertawakkal dalam doanya. “Ya Allah... ampuniah dosaku. Jika besuk para rentenir itu datang, aku memasrahkan rumah ini. Aku telah menyerahkan semuanya kepadaMu...”

Setelah bertawakkal, kini Malik mendapatkan petunjuk untuk melakukan amalan keenam yang diwasiatkan Nabi, yaitu wal yatashaddaq, bersedekahlah. Malik ingat bahwa yang akan disita dalah rumahnya saja, sedangkan isinya tidak. Maka ia pun berencana menyedekahkan isi rumah itu. Ia akan keluar dari rumah itu hanya membawa pakaian saja.

Kisah nyata: Tidak jadi bunuh diri (bag: 2)


Untunglah Malik masih punya sedikit iman. Sebelum bunuh diri, ia ingat belum Shalat Isya’. Sudah lama sebenarnya Malik tidak shalat, dan ia ingin shalat untuk terakhir kalinya sebelum ia meninggal. Keinginan untuk shalat ini rupanya adalah taufik dari Allah yang membuat Malik secara tak sengaja mengamalkan 6 amalan yang diwasiatkan Rasulullah kepada umatnya jika sedang dilanda gelisah. Fal yatawadh-dha’, langkah pertama adalah berwudhu.

Setelah berwudhu, tiba-tiba hati Malik mulai tenang. “Ya Allah... saya belum pernah dapat ketenangan seperti ini!”

Malik kemudian menunaikan shalat Isya’. Langkah kedua dalam wasiat Rasulullah: wal yushalli rak’atain dikerjakan oleh Malik. Meskipun yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah Shalat Hajat, namun esensinya sama dengan Shalat Isya’ yang dilakukan Malik.

Setelah shalat, Malik melihat Al Qur’an di atas rak bukunya. “Mengaji dulu ah, untuk terakhir kali,” kata Malik yang kemudian secara tak sengaja membuka Surat Ali Imran ayat 26.

”Katakanlah, ‘Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Seakan-akan Allah mengatakan kepada Malik: “Lik, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kata siapa rumahmu akan disita jika Allah mengamankannya? Kata siapa kau aka bercerai jika Allah menyatukan kalian? Kata siapa anakmu akan putus sekolah jika Allah memberi rezeki? Semua keputusan ada di tangan-Ku”

Namun Malik tetap belum percaya. Bagaimana mungkin uang 15 juta bisa ia dapatkan dalam hitungan jam. Bagaimana mungkin ia bisa kembali harmonis dengan istrinya jika jam 12 besuk ia harus bercerai di pengadilan.

Kemudian Malik meneruskan bacaannya. Ternyata artinya: ”Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki, tanpa batas.” (QS. Ali Imran : 27)