Friday, April 18, 2008

Aku bermain di film kehidupan ini...

Semua yang sedang terjadi atas skenario Penciptaku. Aku di sini hanya memainkan peranku sebagai seorang wanita yg mencintai seorang pria yg mungkin takkan pernah bersamaku. Sang Sutradara menakdirkanku merasakan perasaan ini ke pria itu, tapi Dia juga berkata aku kehilangannya...

Sebagai seorang pemain, aku belum membaca lagi skenario untuk sin mendatang yang Sutradara tulis dalam film kehidupan ini.

Dalam sin ini, aku harus mengorbankan cintaku untuk kebahagiaan pria itu dengan sang bidadarinya. Aku berdiri di sini sendiri, ditengah teriknya matahari, di dinginnya malam, lawan mainku telah pergi bersama sang bidadarinya untuk suatu kehidupan yg penuh dgn kebahagiaan yg abadi.

Airmataku mengiringi kepergiaannya, karna aku benar-benar akan kehilangan dia sepenuhnya. Tapi tak apalah, mungkin saat ini sang Sutradara sedang menguji ketulusan cintaku kepada pria itu.

Yah...tak apalah, aku akan membuktikan cintaku tulus untuk pria itu. Di sinilah mungkin cintaku benar-benar sedang diuji. Aku akan berusaha menjadi seorang pemain yg baik di mata sang Sutradara, aku akan menyelami peranku di film kehidupan ini. Setiap bait skenarionya aku pelajari dengan hati yg mendalam, aku larutkan jiwaku dalam isi skenario itu, dimana saat ini, sang Sutradara menginginkan aku mengorbankan cintaku...

Sutradara kehidupan belum memberikan aku skenario lagi untuk aku pelajari, sehingga aku tak tau apa yg akan terjadi di depan nanti...

Yah...tapi biarlah, biar apa yg akan terjadi di depan nanti menjadi suatu teka teki, biar para penonton merasa penasaran dgn cerita film kehidupanku di episode mendatang....

Akupun pernah mengatakan di episode sebelumnya, bahwa lebih baik pria itu bersanding dengan sang bidadarinya, daripada aku harus mendengar berita buruk tentangnya...

"Sang Sutradara...sudahkah Kau membuat skenario untukku di episode mendatang??"

No comments: